Pro Kontra Mengenai Jalur Khusus Sepeda di Jakarta
Busrolana.com - Jalur sepeda permanen di Jakarta, tepatnya di
Jalan Sudirman-Thamrin sedang menjadi sorotan publik usai ada permintaan
dibongkar. Ada yang mendukung dan juga ada yang tidak setuju terhadap pembongkaran
jalur sepeda permanen itu. Pasalnya, jalur khusus sepeda ini dinilai sangat
menolong warga, khususnya para pemakai sepeda. Selain itu, juga dapat
mengurangi resiko pesepeda dari kecelakaan.
Awal Mula
Polemik Jalur Sepeda
Polemik jalur sepeda ini bermula saat rapat
Komisi III DPR RI dengan Kapolri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada
Rabu 16 juni lalu. Wakil Ketua Komisi III DPR, Ahmad Sahroni berpendapat bahwa
menurutnya, jalur sepeda khusus akan berpotensi menimbulkan isu diskriminasi
pengguna jalan.
Beliau juga mengintervensi Kapolri agar mengkaji
ulang tentang jalur permanen sepeda yang ada di Sudirman-Thamrin. Sahroni
tidak ingin isu tentang diskriminasi kembali mencuat di ibukota. Terangwakil
ketua Komisi III tersebut dalam rapat.
Tentu ucapan anggota dewan tersebut menuai
pro dan kontra. Lalu siapa saja yang setuju dan menolak jalur sepeda permanent
ini dibongkar?
Pihak yang
setuju dibongkar
Kapolri
Seperti gayung bersambut, Kapolri menyetujui
jika jalur sepeda permanen di Sudirman-Thamrin itu dibongkar. Tapi menurutnya,
jalur ini tidak bisa di bongkar seketika.
Prinsipnya, pihak Kapolri akan terus mencari
formula yang pas. Beliau juga sepakat jika jalur yang permanen itu nanti
dibongkar saja. Terang Sigit di kompleks gedung Senayan.
Kapolri juga mengatakan akan melakukan studi
banding ke beberapa negara untuk mencari solusinya. Ia akan mulai dari negara
terdekat, sehingga bisa menemukan pengaturan rute sepeda yang baik.
Fraksi PDIP
DPRD DKI
Secara terang-terangan, Fraksi PDIP DPRD DKI
setuju dengan usulan pembongkaran jalur sepeda permanen tersebut. Sebab,
menurut mereka, sejak awal kebijakan pembuatan jalur sepeda permanent ini sudah
bermasalah.
Beliau menegaskan bahwa sejak awal, jalur tersebut
sudah bermasalah. Sebab tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Tak hanya
itu, menurutnya, anggaran untuk jalur sepeda dengan nilai sebesar 28M dari CSR
tersebut dinilai sia-sia dan tidak bermanfaat.
Pihak Yang
Tidak Setuju Dibongkar
PKS DKI
Abdul Aziz, mewakili Fraksi PKS, sangat
keberatan jika jalur sepeda permanen di Jakarta dibongkar. Menurutnya, jalur
sepeda tersebut dapat menjaga keamanan dan keselamatan para pesepeda.
Aziz sepakat jika jalur tersebut tetap ada.
Ini dimaksudkan agar keamanan dan keselamatan pesepeda terjaga.
Abdul Aziz juga menegaskan bahwa dalam
polemik ini, aspirasi semua pengendara harus terakomodasi. Ia berharap agar
semua mempelajari latar belakang, tujuan dan sasaran jalur sepeda tersebut.
Ombudsman
DKI Jakarta
Selain PKS, Ombudsman Jakarta juga belum
menyetujui usulan pembonglaran tersebut. Ia meminta agar pihak Pemprov DKI dan
Polri melakukan kajian secara matang. Ombudsman
DKI juga meminta agar kedua belah pihak membuka partisipasi publik. Ini
diharapkan agar bisa menampung aspirasi masyarakat DKI.
Ombudsman bahkan mengingatkan perihal
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 52 Tahun 2020 tentang penetapan jalur
sepeda, dimana disana dijelaskan bahwa itu merupakan kewenangan Gubernur DKI
Jakarta.
Tanggapan
Pemprov DKI
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria
mengatakan bahwa pembongkaran jalur sepeda ini belum memasuki titik akhir.
Menurutnya, Pemprov DKI masih akan terus melakukan kajian, dan evaluasi terkait
jalur sepeda demi hasil yang maksimal.
Riza juga sadar bahwa segala kebijakan
Pemprov DKI tidak bisa memuaskan seluruh pihak. Meski begitu, kebijakan yang
ditetapkan nanti adalah demi kepentingan banyak orang.
(RSL)
Posting Komentar